TARI KLASIK GAYA YOGYAKARTA
1.
Sejarah
Tari klasik gaya
Yogyakarta yang disebut juga Joget Mataram merupakan warisan dari kesenian tari
pada zaman Majapahit. Joget Mataram ini dikembangkan oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono I semenjak Perjanjian Giyanti, dan dikembangkan oleh guru tari istana
Yogyakarta samapai dengan massa Sultan Hamengku Buwono VII. Tari klasik gaya
Yogyakarta mengalami kemajuan yang pesat pada masa Sultan Hamengku Buwono VIII
(1912-1939), karena pada masa ini trjadi pembaruan-pembaruan dalam seni tari
klasik gaya Yogyakarta. Ragam tari bertambah dan gerakan-gerakannya pun
disempurnakan. Tata busana, iringan, tata pentas dan perlengkapan mengalami
pembaruan yang menyeluruh. (Fred Wibowo, 2002:5)
2.
Pemahaman
Filosofi
Tari klasik gaya Yogyakarta
memiliki landasan sikap dan gerak yang didasarkan pada orientasi menyatu, berkemauan kuat, berani dan ulet serta setia secara bertanggungjawab. Hakikat inilah yang kemudian
disebut sawiji, greget, sengguh dan ora mingkuh. Oleh karena itu, tari
klasik gaya Yogyakarta tidak begitu mudah dihayati apabila seorang penari ingin
sampai pada pengalaman penjiwaannya.
Adapun makna dari landasan
filosofis tari klasik gaya Yogyakarta antara lain:
a.
Sawiji
Sawiji adalah menyatukan kemauan dan
sikap dengan seluruh kekuatan rohani dan pikiran ke arah suatu sasaran yang
jelas, dalam hal ini adalah peran dan karakter peran yang dibawakannya.
b.
Greget
Greget adalah berkemauan yang kuat,
semangat yang berkobar dan mendorong suatu dinamika di dalam jiwa seorang
penari. Kemauan yang kuat ini tidak boleh dilepas secara liar, tetapi harus
dapat dikendalikan untuk dapat disalurkan secara wajar.
c.
Sengguh
Sengguh secara harfiah berarti
kebanggaan pada diri sendiri. Dalam hal ini sengguh
dimaksudkan sebagai kepercayaan diri (self-confidence).
Dalam wujud lahiriah mencul sebagai keberanian. Namun keberanian tersebut bukan
mengarah pada kesombingan, melainkan menumbuhkan sikap yang meyakinkan, pasti,
dan tidak ragu-ragu.
d.
Ora Mingkuh
Ora mingkuh berarti ulet dan setia
secara bertanggungjawab. Tidak lari menghadapi kesulitan-kesulitan dan
memenuuhi apa yang sudah menjadi kesanggupannya dengan bertanggung jawab
sepenuhnya.
3.
Pemahaman,
Perwatakan dan Penjiwaan
Sebelum seorang penari masuk ke pendalaman karakter
tokoh atau tarian yang akan dibawakan terlebih dahulu ia harus memiliki tiga
macam kepekaan irama karena untuk menari seorang penari akan diiringi oleh
iringan gamelan dengan irama-irama tertentu.
a.
Kepekaan Irama Gending
Kepekaan
irama gending adalah ketajaman rasa untuk dapat mengikuti irama gending secara
cermat denagn tekanan pada kethuk,
kenong, kempul dan gong. Kepekaan
irama ini hanya mungkin tumbuh apabila seorang penari juga belajar memahami
gending-gending tarian dan irama gending tarian.
b.
Kepekaan Irama Gerak
Kepekaan
irama gerak adalah ketajaman rasa dalam menggerakan anggota tubuh dengan tempo
yang tetap (ajeg) sehingga
menghasilkan rangkaian gerak yang mengalir lancer. Kelancaran irama gerak ini
member keindahan pada seluruh tarian.
c.
Kepekaan Irama Jarak
Kepekaan
irama jarak adalah ketajaman rasa dalam mengambil jarak antara anggota tubuh
yang digerakan. Jarak harus tetap, sesuai dengan kemungkinan keadaan anggota
tubuh si penari dan menurut kemungkinan yang ditetapkan sendiri.
Kekurangan-kekurangan yang tentu saja berbeda antara penari satu dan penari
yang lainnya.
Perwatakan
dalam tari klasik gaya Yogyakarta tercemin secara fisik dalam ragam tari yang
ada. Untuk tarian dari tokoh-tokoh wayang pada dasarnya selalu mengambil
perwatakan dari wayang kulit dan cerita wayang yang sebagian bersumber dari
Mahabarata dan Ramayana. Sedangkan, untuk tarian lepas dasar, meskipun tokoh
tersebut tidak terdapat dalam tokoh wayang tetap saja seorang penari perlu
memperhatikan sumber dari tokoh tarian lepas yang dibawakannya. Misalnya tari
Golek, seorang penari tari Golek perlu mengeksplorasi pemahaman akan gerak
stirilisasi dari golekan (boneka wayang kayu)
Dari
sumber-sumber tersebut akan diperoleh gambaran
luar (bentuk, perwujudan dan gerak). Sementara gambaran dalam diperoleh melalui bentuk, wanda dan cara berbicara.
Ketiga unsure tersebut merupakan unsure yang saling berhubungan.
Bentuk dapat
dibagi menjadi tiga macam karakter berikut:
a. Halus
1)
Halus
Luruh
Perwujudan
gerak tari yang sungguh-sungguh halus, sederhana dengan aliran gerak yang
lembut dan pelan-pelan
2)
Halus
Mbranyak
Perwujudan
gerak tari yang halus tetapi dinamis. Wajah tegak mendatar dengan aliran gerak
yang lembut, tetapi sedikit cepat.
b. Gagah
1)
Gagah
Lugu
Perwujudan
gerak tari yang gagah, sederhana dan mantap. Aliran gerak mantap dan pasti
dengan mencerminkan kaku (kenceng)
dan sikap jiwa yang bersahaja.
2)
Gagah
Kongas
Perwujudan
gerak tari yang gagah tetapi menunjukkan kesombongan. Aliran gerak dinamis
dengan banyak variasi gerak.
c. Kasar
1)
Kasar
Ksatria
Perwujudan
gerak tari yang kasar tetapi menunjukkan ciri ksatria atau raja. Aliran gerak
dinamis, mantap meskipun terasa gerakan-gerakan yang kasar.
2)
Kasar
Raksasa
Perwujudan
gerakan tari yang kasar sangat dinamis dan menunjukkan perwatakan yang tidak
teratur. Aliran geraknya penuh dengan gerakan-gerakan yang melebar, cepat dan
kasar.
Wanda adalah roman muka, bentuk dan
ekspresi yang menggambarkan watak serta suasana jiwa dari karakter wayang. Di
dalam wanda ini penari merujuk pada wanda dari tokoh-tokoh wayang kulit atau
untuk tarian lepas harus mencari sumber-sumber yang dapat dipakai untuk
mengeksplorasi wanda tersebut.
Penjiwaan dari
tarian dapat dikembangkan dengan mencoba mengobservasi tari yang dibawakannya
menunjuk pada tokoh wayang.Setelah observasi akan ditemukan identifikasi dari
tokoh wayang yang kemudian harus dianalisis. Hasil analisis tersebut merupakan
acuan untuk membangun penjiwaan dalam tarian yang dibawakan.
Dalam tari
klasik gaya Yogyakarta,dua unsure pokok, yaitu teknik dan penjiwaan adalah
sangat penting. Teknik adalah keterampilan tariannya yang merupakan kulit saja,
sedangkan penjiwaan adalah isian filosofis yang merupakan sukma dari tarian.
TARI GOLEK KUDUPSARI
GAYA KLASIK
YOGYAKARTA
Tari Golek
Kudupsari merupakan tari klasik putri alus gaya Yogyakarta. Tari ini
menggambarkan gadis-gadis remaja yang sedang merias diri atau mempercantik
diri. Tari ini ada dua versi yaitu tari Kudupsari atau nama lainnya tari Surung
Dayung yaitu gaya Yogyakarta, sedangkan untuk gaya Surakartanya adalah tari
Golek Sulung Dayung. Keduanya memiliki persamaan gerak, namun ada yang membedakannya
yaitu ciri khas ragam gerak, unsur gerak dan gaya busananya.
Untuk
ciri-ciri khas dari tari Kudupsari atau tari Surung Dayung adalah sebagai
berikut:
1.
Deskripsi
Ragam Gerak
No.
|
Nama
Ragam Gerak
|
Deskripsi
|
Keterangan
(Hitungan)
|
1.
|
Lampah dodok
|
Diawali dengan posisi jongok kaki
kanan ditekuk di bawah dan tidak diduduki (jeblos), sedangkan kaki kiri tetap
dengan lutut diatas, kedua jari tangan ngithing, jari kiri diletakkan pada
lutut kiri sedangkan jari kanan diletkkan di atas paha kanan. Melangkah ke
depan 3x dengan posisi tersebut. Ketika melangkahkan kaki kanan,tangan kiri
diletakkan di atas tanah sedangkan tangan kanan menyangga kaki yang akan
melangkah selanjutnya dengan diikuti tolehan kepala ke kanan. Sedangkan
ketika melangkahkan kaki kiri, tangan kanan diletakkan di atas tanah
sedangkan tangan kiri menyangga kaki yang akan melangkah selanjutnya dengan
diikuti tolehan kepala ke kiri.
|
1
x 8
|
2.
|
Kapang-kapang
|
Berjalan tegak dengan kedua tangan
lurus dan ngithing, tangan kiri memegang jarit dan pandangan lurus ke depan.
Kemudian jongkok.
|
2
x 8
|
3.
|
Sila Panggung
|
Posisi duduk sila dengan kaki sedikit
diangkat (tidak menempel tanah). Tangan Diawali dengan posisi ngithing,
kemudian tangan kiri merapikan sampur ke depan dengan tangan kanan tetap ngithing
di atas pahadan tolehan ke arah sampur yang sedang dirapikan, dilanjutkan
dengan tangan kanan merapikan sampur ke depan dengan tangan kiri ngiting di
atas paha dan tolehan ke arah sampur yang sedang dirapikan, kemudian kedua
tangan merapikan sampur secara bersama-sama. Selanjutnya merapikan jarit
dengan kedua tangan sehingga kaki tertutup oleh jarit, kemudian setelah itu
kedua tangan didekatkan dengan keadaan tertelungkup diletakkan di atas jarit
di antara kedua lutut dengan siku ditekuk ke dalam. Pandangan tetap ke arah
depan.
|
2
x 8
|
4.
|
Sembahan
|
Kepala coklek ke kanan, kemudian
pacak gulu, ketika mendengar gong kedua tangan menyembah (ibu jari diempelkan
di depan hidung dengan jari lainnya lurus ke depan) dengan kepla tetap dalam
keadaan pacak gulu. Kemudian pada hitungan ketiga jari ngithig tetapi tetap
di depan muka, kedua tangan turun, tangan kiri diletakkan di atas tanah
sedangkan tangan kanan diletakkan di atas paha kanan, kepala toleh ke kanan,
kemudian coklek dan pacak gulu.
|
2
x 8
|
5.
|
Jengkeng
|
Posisi kaki seperti lampah dodok
|
1
x 4
|
6.
|
Nyamber Kiri - Trisik
|
Berdiri kaki kanan gejuk, dengan
tangan kiri lurus ke samping sambil miwir sampur, tangan kanan ditukuk
siku-siku ke depan sambil miwir sampur. Kaki kanan jejer, tangan kiri nyamber
sampur ke arah telinga kanan dan tangan kanan mentang ke arah kanan kaki kiri
srimpet, kepala noleh ke kiri.
Kemudian trisik ke arah kiri.
|
1 x 4
1
x 8
|
7.
|
Nyamber Kanan- Trisik
|
Kaki kiri gejuk, dengan tangan kanan
lurus ke samping sambil miwir sampur, tangan kiri ditukuk siku-siku ke depan
sambil miwir sampur. Kaki kiri jejer, tangan kanan nyamber sampur ke arah
telinga kiri dan tangan kiri mentang ke arah kiri, kaki kanan srimpet, kepala
noleh ke kanan.
Kemudian trisik ke arah kanan
|
1
x 4
1
x 8
|
8.
|
Kicat Ridong Sampur
|
Hitungan 3 x 8, berjalan ke samping
kiri dengan tangan kiri ridhong sampur ditekuk ke arah depan dan kanan kanan
mentang sambil miwir sampur, pandangan ke arah tangan kanan. Hitungan 2 x 8,
berjalan ke samping kanan dengan tangan kanan ridhong sampur ditekuk ke arah
depan dan tangan kiri mentang sambil miwir sampur, pandangan ke arah tangan
kiri. Hitungan 2 x 8, kedua tangan ridhong ke arah depan, kaki kicat ditempat
kemudian maju.
|
7
x 8
|
9.
|
Nggrudho
|
Diawali dengan kedua tangan menthang
sambil miwir sampur, ketika htungan keempat, tangan kanan kebyok sampur ke
arah depan (cethik), tangan kiri mentang. Hitungan ketujuh dan delapan,
tangan kanan kebyok buang sampur dan tangan kiri cul sampur, Tangan kanan
ngruji siku-siku ke arah cethik tolehan ke kiri, tangan kanan seblak sampur
ke kanan. Hitungan keempat tangan kanan ambil sampur dimiwir ke depan dengan
posisi siku-siku, tangan kiri tetap dalam keadaan ngruji, dengan padan
digenjot sambil mendhak pada hitungan keempat dan keenam, pada hitungan
kedelapan tangan kanan seblak sampur ke arah kanan tetapi pandangan tetap ke
arah kiri (diulangi lagi pada hitungan 1 x 8 berikutnya). Pada hitungan ke
delapan berikutnya tolehan ke arah sampur yang diseblak (ulangi lagi pada
hitungan 1 x 8 berikutnya).
|
5
x 8
|
10.
|
Mayuk Jinjit
|
Diawali dengan kedua tangan menthang
sambil miwir sampur, ketika htungan keempat, tangan kanan kebyok sampur ke
arah depan (cethik), tangan kiri mentang. Hitungan ketujuh dan delapan,
tangan kanan kebyok buang sampur dan tangan kiri cul sampur, Tangan kanan
ngruji siku-siku ke arah cethik tolehan ke kiri, tangan kanan seblak sampur
ke kanan. Kaki kanan agak dijinjitkan sejajar denagn kaki kanan, tetapi kaki
kanan tetap. Kemudian pacak gulu.
|
1
x 8
|
11.
|
Pendapan
|
Setelah mayuk jinjit, ketika hitungan
keenam kaki kanan gedruk tangan kanan ngiting terbalik, sedangkan tangan kiri
ngruji, kedua tangan diletakkan di depan (cethik), kaki kiri melangkah.
Ketika hitungan keenam kaki kiri gedruk tangan kanan ngiting, sedangkan
tangan kiri ngruji terbalik, kedua tangan diletakkan di depan (cethik), kaki
kanan melangkah. Dilanjutkan bergantian seperti di atas. Pada hitungan ke 5-8
terakhir kedua tangan seblak kemudian tangan kiri ulap-ulap, tangan kanan
walang kerik di cethik kanan, kaki kanan tanjak jinjit.
|
4
x 8
|
12.
|
Muryani Busana
|
Ulap-ulap
Dengan posisi setelah pendapan yang
terakhir, tangan kiri ulap-ulap, sedangkan tangan kanan walang kerik di
cethik kanan, kaki jinjit, diikuti leyekan ke kanan-kiri secara bergantian
dan pacak gulu. Pada hitungan keenam terakhir, kaki kanan melangkan ke kiri,
seblak kedua sampur, kemudian tangan kiri ambil sampur dan diletakkan
siku-siku di depan muka, sedangkan tangan kanan ngithing diletakkan di
samping telinga, kaki tanjak.
Tasikan
Posisi seperti gerak terakhir
ulap-ulap, tangan kanan diputar ke arah depan alis-telinga-kemudian depan
sampur yang sedang dipegang, kaki tanjak bergantian, disertai dengan leyekan
dan pacak gulu mengikut pergerakan tangan kanan. Kemudian pada hitungan
keenam terakhir, kaki kiri melangkah ke kanan, seblak kedua sampur, kemudian
tangan kanan ngithing diletakkan siku-siku di sebelah telinga kanan,
sedangkan tangan kiri ulap-ulap di depan muka. Kaki tanjak kanan.
Atrap
Jamang
Posisi seperti gerak terakhir
tasikan, tangan kanan ngithing, dan bergerak di sekitar telinga kanan, secara
bergantian. Sedangkan tangan kiri ulap-ulap seperti gerakan ulap-ulap
sebelumnya. Kaki tajak secara bergantian diikuti dengan leyekan ke
kanan-kiri, pacak gulu.
|
3
x 8
3
x 8
3
x 8
|
13.
|
Nglerek
|
Tangan kiri ngruji sedangkan tangan
kanan ngithing (seperti pendapan), kaki kiri gedruk, kemudian melangkah ke
serong kiri, tangan kiri menthang, sedangkan tangan kanan ukel separuh, kedua
tangan mengambil sampur, kemudian kebyok, kaki kanan jinjit ke depan.
|
1
x 8
|
14.
|
Dolanan Sampur
|
Kedua tangan kebyak cathok sampur ke
depan, kaki kanan jinji, kepala pacak gulu, diikuti dengan mendhak. Tangan
kanan kebyak ke depan, kemudian seblak ke arah belakang, kepala menoleh ke
arah sampur yang sedang diseblak, kaki kanan melangkah ke depan. Kemudian gerakan
tangan kiri mengikuti seperti tangan kanan, kaki kiri melangkah ke depan.
Gerakan diulangi kembali. Hitungan 5-8 terakhir nyamber kanan kemudian
trisik.
|
6
x 8
|
15.
|
Dolanan Asta
|
Setelah trisik, hitungan ke 5-8
kebyok cathok kedua sampur ke depan, kaki kanan maju, kedua tangan kebyok dan
seblak sampu, kaki kiri maju. Kedua tangan ditaruh ke depan, tangan kiri
ngruji, tangan kanan ngithing, kaki kanan mancat (ngancap) kemudian medhak.
Langkah kanan-kiri-kanan, tangan wolak-walik, diikuti dengan leyekan badan ke
kanan-kiri. Kemudian tangan kiri menthang, tangan kanan di cethik, pacak
gulu, kaki kanan nyrimpet, kedua tangan seblak dan mancat. Gerakkan diulangi
seperti awal.
|
3
x 8
|
16.
|
Nglerek
|
Setelah nglerek kaki kanan nyrimpet
tangan kanan ambil sampur dan kemudian ngregem sampur (tangan kiri ngolong
sampur, tangan kanan pegang sampur di bawah).
|
1
x 8
|
17.
|
Ngregem Sampur
|
Posisi tangan kanan memegang bagian
bawah sampur kanan, sedangkan tangan kiri mengolong sampur bagian atasnya.
Diawali dengan tangan kiri diletakkan di depan muka, diikuti dengan pacak
gulu, langkah kaki ke kanan, pada hitungan 5-8 kaki maju dan kembali
melangkah ke kanan. Hitungan 1 x 8 berikutnya, tangan kiri dimentangkan di cethik
kiri, dan tangan ngruji. Gerakan diulangi secara bergantian sampai kembali ke
tempat semula. Hitungan 5-8 terakhir nyamber kanan dan trisik.
|
5
x 8
|
18.
|
Kengser dan Atrap Cunduk
|
Setelah trisik, hitungan ke 5-8,
tangan kiri kebyok cathok sampur, kaki kanan maju, kedua tangan kebyak
sampur, maju kaki kiri, kedua tangan seblak kedua sampur, kaki jejer. Kengser
ke kanan, kedua tangan ukel di depan muka kemudian tangan kanan diletakkan di
samping telinga kanan, sedangkan tangan kiri di atasnya. Setelah itu tangan
kiri diletakkan di samping telinga kiri dan tangan kanan di atasnya. Gerakan
diulangi secara bergantian 3x. Pada hitungan ke 1-4 terakhir dilanjutkan
dengan ting-ting.
|
2
x 8
|
19.
|
Ting-ting - Trisik
|
Kaki kanan nyrimpet, kedua tangan
seblak sampur. Kemudian kaki kiri maju jinjit, kedua tangan
mengembat-embatkan sampur di depan 2x, seblak kiri, tanagan kanan ngithing
siku-siku dan diletakkan di depan, tangan kiri menthangkan sampur ke samping,
maju kanan, kemudian trisik, kepala coklek ke kiri. Berhenti dilanjutkan pada
hitungan ke delapan, seblak sampur ke kanan-kiri-kanan. Selanjutnya gerakan
tingting kebalikannya (kaki kanan maju jinjit, kedua tangan
mengembat-embatkan sampur di depan 2x, seblak kanan, tangan kiri ngithing
siku-siku dan diletakkan di depan, tangan kanan menthangkan sampur ke
samping, maju kiri, kemudian trisik, kepala coklek ke kanan. Berhenti
dilanjutkan pada hitungan ke delapan, seblak sampur ke kiri-kanan-kiri.
|
4
x 8
|
20.
|
Pendapan
|
Setelah srisik, ketika hitungan
keenam kaki kanan gedruk tangan kanan ngiting terbalik, sedangkan tangan kiri
ngruji, kedua tangan diletakkan di depan (cethik), kaki kiri melangkah.
Ketika hitungan keenam kaki kiri gedruk tangan kanan ngiting, sedangkan
tangan kiri ngruji terbalik, kedua tangan diletakkan di depan (cethik), kaki
kanan melangkah. Dilanjutkan bergantian seperti di atas.
|
2
x 8
|
21.
|
Ngilo Sampur
|
Kaki kanan posisi jinjit di depan
(tanpa mendhak), kedua tangan memegang sampur kanan dan diletakkan di depan
muka (menutupi muka) sambil diembat-embatkan, diikuti dengan pacak gulu. Pada
hitungan ketujuh terakhir, cul sampur, hitungan kedelapan kaki jejer, tangan
kiri ngruji menthang, sedangkan tangan kanan nglumah dan diletakkan di cethik
kanan.
|
1
x 8
|
22.
|
Embat-embat Asta
|
Kedua kaki jejer, tangan kiri ngruji
menthang kiri, tangan kanan nglumah dan diletakakn didepan cethik kanan.
Kedua tangan diembat-embatkan diikuti dengan leyekan, tolehan ke arah tangan
yang diembat-embatkan. Hitungan keempat terakhir kaki kanan jinjit, gedruk
kanan dan dilanjutkan pendapan.
|
2
x 8
|
23.
|
Pendapan
|
Setelah embat-embat asta, ketika
hitungan keenam kaki kanan gedruk tangan kanan ngiting terbalik, sedangkan
tangan kiri ngruji, kedua tangan diletakkan di depan (cethik), kaki kiri
melangkah. Ketika hitungan keenam kaki kiri gedruk tangan kanan ngiting,
sedangkan tangan kiri ngruji terbalik, kedua tangan diletakkan di depan
(cethik), kaki kanan melangkah.
|
1
x 8
|
24.
|
Nyamber Kiri - Trisik
|
Berdiri kaki kanan gejuk, dengan
tangan kiri lurus ke samping sambil miwir sampur, tangan kanan ditukuk
siku-siku ke depan sambil miwir sampur. Kaki kanan jejer, tangan kiri nyamber
sampur ke arah telinga kanan dan tangan kanan mentang ke arah kanan kaki kiri
srimpet, kepala noleh ke kiri.
Kemudian trisik ke arah kiri.
|
1
x 4
1
x 8
|
25.
|
Nyamber Kanan - Trisik
|
Kaki kiri gejuk, dengan tangan kanan
lurus ke samping sambil miwir sampur, tangan kiri ditukuk siku-siku ke depan
sambil miwir sampur. Kaki kiri jejer, tangan kanan nyamber sampur ke arah
telinga kiri dan tangan kiri mentang ke arah kiri, kaki kanan srimpet, kepala
noleh ke kanan.
Kemudian trisik ke arah kanan.
Setelah trisik terakhir, hitungn ke
5-8 tangan kiri kebyok cathok sampur, kaki kanan maju, kedua tangan kebyak,
maju kaki kiri, kemudian kedua tangan seblak kedua sampur
|
1
x 4
1
x 8
|
26.
|
Silo Panggung dan Sembahan
|
Seperti gerakan silo panggung
sebelumnya, diawali dengan tangan kanan memegang sampur, sedangkan tangan
kiri sebagai tumpuan saat akan duduk, namun setelah merapikan kedua sampur,
langsung menangkupkan kedua tangan dan meletakkannya secara berdekatan di depan
kedua lutut. Pada hitungan kedelapan langsung menyembah, dan kemudian seleh
tangan kiri ke tanah.
|
3
x 8
|
27.
|
Jengkeng
|
Posisi kaki seperti lampah dodok
|
1
x 8
|
28.
|
Hoyog-hoyog Leyekan
|
Dalam keadaan berdiri tegak, kedua
tangan ngiting di samping, lurus dengan cethik. Apabila akan belok ke kanan,
maka hoyok ke kiri-kanan-kiri, kemudian baru belok kekanan, dan tolehan leher
ke kanan. Namun apabila akan belok ke kiri, maka hoyok ke kanan-kiri-kanan,
kemudian baru belok ke kiri, dan tolehan leher ke kiri.
|
2
x 8
|
29.
|
Kapang-kapang
|
Berjalan tegak dengan kedua tangan
lurus dan ngithing, tangan kiri memegang jarit dan pandangan lurus ke depan.
Kemudian jongkok
|
1
x 8
|
30.
|
Lampah Dodok
|
Diawali dengan posisi jongok kaki
kanan ditekuk di bawah dan tidak diduduki (jeblos), sedangkan kaki kiri tetap
dengan lutut diatas, kedua jari tangan ngithing, jari kiri diletakkan pada
lutut kiri sedangkan jari kanan diletkkan di atas paha kanan. Melangkah ke
depan 3x dengan posisi tersebut. Ketika melangkahkan kaki kanan,tangan kiri
diletakkan di atas tanah sedangkan tangan kanan menyangga kaki yang akan
melangkah selanjutnya dengan diikuti tolehan kepala ke kanan. Sedangkan
ketika melangkahkan kaki kiri, tangan kanan diletakkan di atas tanah
sedangkan tangan kiri menyangga kaki yang akan melangkah selanjutnya dengan
diikuti tolehan kepala ke kiri.
|
1
x 8
|
31.
|
Kapang-kapang
|
Berjalan tegak dengan kedua tangan
lurus dan ngithing, tangan kiri memegang jarit dan pandangan lurus ke depan.
Kemudian jongkok
|
1
x 8
|
2.
Deskripsi
Unsur Gerak
a.
Unsur
Sikap Badan atau hageg
Sikap badan merupakan faktor yang
penting dalam tari, maka sikap badan itu pertama-tama harus dipelajari sebelum
mempelajari anggota badan lainnya. Karena sikap badan yang tidak dapat memenuhi
tuntutan paugeran atau patokan pasti
akan mempengaruhi wiraga atau gerak
tari. (Fred Wibowo, 2002:20)
Adapun sikap badan dalam tari itu
harus dipacak atau diperindah dengan paugeran atau ketentuan sebagai berikut:
1) Iga kaunus (tulang rusuk dijunjung).
2) Ula-ula ngadeg (tulang punggung
berdiri).
3) Enthong-enthong wrata (tulang belikat
datar).
4) Jaja mungal (dada membusung).
5) Weteng nglempet (perut kempis).
6) Pundhak menga (bahu membuka).
Untuk dapat mewujudkan sikap badan ini dilakukan dengan cara unjal nafas (menarik nafas) kemudian
apabila tubuh terasa seperti apa yang dimaksud di atas, nafas dan rasa
ketegangan dilepaskan. Selanjutnya jalan pernapasan harus diatur jangan sampai
mengubah sikap.
Adapun wiraga atau gerak dari
badan dipusatkan pada cethik
(persendian pangkal paha dengan badan) dalam posisi mendhak (merendah). Hal ini dimaksudkan agar tetap menjaga
kestabilan sikap badan.
b.
Unsur
Sikap dan Gerak Kepala
1)
Pesamon dan Pandangan Mata
Dalam seni tari klasik gaya
Yogyakarta yang terpenting adalah sikap dan pandangan mata. Karena sikap dan
pandangan adalah pertanda yang menunjukkan kesungguhan berkonsetrasi sehingga
menumbuhkan wibawa keagungan serta dapat memancarkan ekspresi pasemon atau muka. Pasemon adalah ekspresi wajah pelaku/
peraga tari yang memancarkan karakter dari tokoh yang dijiwainya.
Sedangkan paugeran atau ketentuan sikap dan pandangan mata adalah sebagai
berikut:
a) Tlapukan melek (kelopak mata terbuka)
b) Manik jejeg (bola mata lurus menurut
arah hadap muka)
c) Pandengan tajem (pandangan tajam dengan
jarak lima kali tinggi tubuh, gagah lurus menurut arah hadap muka)
2)
Unsur
Gerak Kepala
No.
|
Unsur
|
Deskripsi
|
|
Sikap
|
Gerak
|
||
1.
|
-
|
Tolehan
-
Ke kiri
-
Ke kanan
|
Menggerakakan leher
dengan memindahkan arah pandangan menurut arah hadap muka. Gerak tolehan ini
meliputi gerak ke kiri dan gerak ke kanan.
Tolehan ke kiri
dimulai dari muka dan pandangan lurus ke depan, lalu jiling kanan dicoklekan
(ditekuk) ke kanan digerakkan masuk sehingga muka dan pandangan menghadap ke
kiri, dengan catatan kepala agak nengleng (condong) ke kanan.
Tolehan ke kanan
dimulai dari muka dan pandangan lurus ke depan, lalu jiling kiri dicoklekan
(ditekuk) ke kiri digerakkan masuk sehingga muka dan pandangan menghadap ke
kanan, dengan catatan kepala agak nengleng (condong) ke kiri. Apabila akan
kembali ke depan, setelah sampai di tengah lalu ditegakkan lurus ke depan.
|
-
|
Pacak Gulu
-
Ke Kanan – Irama Seseg (Cepat)
-
Ke Kiri – Irama Seseg (Cepat)
-
Irama Antal (Pelan)
|
Menggerakkan leher
dengan pandangan tetap.
Pacak gulu dimulai
dari muka dan pan dangan lurus ke depan, lalu jiling kiri dicoklek (ditekuk)
ke kiri, ditarik ke kiri lagi leher mengikuti sedikit lebih nengleng.
Kemudian digerakkan kembali semula dengan agak ditekankan.
Pacak gulu dimulai
dari muka dan pan dangan lurus ke depan, lalu jiling kanan dicoklek (ditekuk)
ke kanan, ditarik ke kanan lagi leher mengikuti sedikit lebih nengleng.
Kemudian digerakkan kembali semula dengan agak ditekankan.
Dimulai dari muka
dan pandangan lurus ke dapan, lalu jiling kiri ditekuk ke kiri, terus
digerakkan sedikit masuk, lalu jiling kanan ditekuk ke kanan terus digerakkan
sedikit masuk, kembali nekuk jiling kiri dan akhirnya digerakkan kembali
semula dengan sedikit ditekankan.
|
c.
Unsur
Sikap dan Gerak Tangan
No.
|
Unsur
|
Deskripsi
|
|
Sikap
|
Gerak
|
||
1.
|
Ngruji
|
-
|
Pergelangan tangan
ditekuk berdiri dengan jari telunjuk, jari tengah jari manis dan kelingking
berdiri jajar dan rapat, ibu jari ditekuk ke depan telapak tangan.
|
2.
|
Ngithing
|
-
|
Pergelangan tangan
ditekuk berdiri dengan ujung jari tengah dikenakan dengan ujung ibu jari
(membentuk lingkaran), jari yang lain ditekuk, ruas bawah lurus dengan
pergelangan, kelingking menonjol.
|
3.
|
Nekuk
Tumungkul (Lengkung)
|
-
|
Lengan bawah lurus
ke depan, telapak tangan tengkurap, pergelangan ditekuk ke bawah, jail
ngithing, telapak hadap ke belakang.
|
4.
|
Nekuk Tumenga
(Berdiri)
|
-
|
Lengan bawah lurus
ke atas, telapak menghadap ke depan, jari menurut ragam.
|
5.
|
Pergelangan
Tangan Lurus
|
-
|
Pergelangan tangan
lurus dengan lengan bawah maupun atas, biasanya dalam posisi di samping
badan, sikap jarinya menurut ragam tarinya.
|
6.
|
Nglurus
|
-
|
Lengan atas dan
bawah dengan pergelaran tangan lurus, telapak tangan menghadap ke belakang
agak masuk ke dalam, jari ngithing, siku renggang dari badan kurang lebih
satu genggam (kepal)
|
7.
|
-
|
Ngembat
|
Tangan kiri nglurus
ngithing, pergelangan digerakkan ke samping agak maju dan nekuk lengkung
serta siku agak nekuk. Kemudian pergelangan ditekuk berdiri digerakkan
kembali ke tempat ditekkankan bersama lurusnya lengan yang ditekankan pula,
sedangkan jari-jari tetap ngithing atau ngruji menurut ragam tarinya. Untuk
kanan sama.
|
8.
|
-
|
Ukel Jugag
(Putri)
|
Tangan nglurus
ngithing, pergelangan tangan kiri ditekuk lengkung lalu digerakkan maju ke
atas siku nekuk, lengan atas tetap (siku nyiku). Lalu pandangan diputar
keluar hingga telentang, lalu ditekuku berdiri, jari ngruji (arah jari ke
bawah), terus diputasr masuk tengkurap, telapak tangan hadap ke depan (sikap
nyiku).
|
9.
|
-
|
Miwir
|
Tangan kanan nekuk
lengkung, pergelangan di depan muka agak ke kanan, jari ngruji, ibu jari
megar (mengembang), telapak di bawah, setinggi kening, Lalu jari telunjuk,
tengah, manis dan kelingking gigerakkan cepat dan kerap seperti miwir
(bergetar). Gerak ini untuk tangan kanan dan kiri.
|
10.
|
-
|
Njimpit Sampur
|
Ibu jari tengah
memegang tepi atau pinggiran sampur sepanjang tangan lebih sedikit, ibu jari
di bagian depan dalam sikap nglurus ngithing. Untuk dapat njimpit (memegang)
tepi sampur agar dapa lebih panjang daripada tangannya.
|
11.
|
-
|
Nyathok Sampur
|
Tangan kanan nglurus
njimpit sampur. Lalu pergelangannya ditekuk berdiri diputar ke luar, terus
digerakkan mlumah (telentang) k eats nyiku. Lalu pergelaran ditrkuk lengkung
(ke atas) dikejutkan disertai jari tengah melambaikan sampur ke atas agak ke
dalam, terus pergelangan diputar masuk kemudian ke luar nekuk berdiri nyiku
ngithing menerima (menyangga) turunnya sampur. Sampur harus menutup
pergelangan dan jari. Gerak ini untuk tangan kiri dengan sikap jari ngruji.
|
12.
|
-
|
Kipat Njimpit
Sampur
|
Kedua tangan nyiku
njimpit sampur pergelangan nekuk berdiri digerakkan meluruskan lengan dan
terus nekuk lengkung disertai telunjuk memukul tepi sampur dengan agak cepat
dan kuat. Kemudian dengan agak cepat pula pergelangan lurus atau nekuk
berdiri.
|
13.
|
-
|
Seblak Njimpit
Sampur
|
Kedua tangan nyiku
njimpit sampur, pergelangan nekuk berdiri digerakkan meluruskan lengan dan
terus nekuk lengkung disertai telunjuk memukul tepi sampur dengan agak cepat
dan kuat. Kemudian dengan agak cepat pula pergelangan lurus atau nekuk
berdiri.
|
14.
|
-
|
Kipat Cul
(Lepas)
|
Kedua tangan nyiku
nyathok sampur. Lalu pergelangannya ditekuk lengkung jari njimpit sampur,
digerakkan masuk terus ke luar dengan cepat nekuk berdiri (arah ke bawah)
melepaskan sampur, jari ngithing.
|
15.
|
-
|
Seblak Cul
(Lepas)
|
Tangan kiri nglurus
seduwaa, pergelangan diputar ke luar digerakkan ke atas nekuk melingkar jari
dan telapak tangan menyangga sampur, ibu jari di atas megar, lalu pergelangan
digerakkan melurus ibu jari di dalam, terus pergelangan ditekuk lengkung (ke
belakang) agar cepat dan keras disertai telapak tangan dan jari nyeblak
(melepaskan) sampur lalu kembali lurus. Gerak melurus dengan sampur tersebut
dinamakan ngurut. Perbedaan seblak njimpit dengan seblak cul adalah seblak
njimpit tidak pakai ngurut, seblak cul (lepas) dengan ngurut sampur dahulu.
|
16.
|
-
|
Ngregem Sampur
|
Tangan nglurus,
lalu tangan ngruji pergelangan nekuk berdiri, terus digerakkan nekuk
melingkar jari menyangga sampur kanan pada pangkalnya dari bagian dalam nekuk
lengkung. Lalu digerakkan nglurus ngurut sampur, terus nekuk berdiri, ibu
jari megar. Sampur berada di antara ibu jari dan telunjuk. Kemudian
digerakkan nekuk melingkar. Akhirnya jari-jari ngepel menggenggem sampur
nyiku.
|
17.
|
-
|
Nyangkol
Sampur
|
Tangan nglurus
njimpit sampur, lalu pergelangan tangan kiri ditekuk berdiri diputar ke luar
digerakkan ke atas, siku nekuk agak majudi depan pinggiran (tepi) sampur,
terus jari ngruji, pergelangan digerakkan menurun nyiku dengan siku nyangkol
sampur tepi bagian dalam. Demikan untuk tangan kanan atau kiri.
|
18.
|
-
|
Ngridhong
Sampur
|
Nyangkol kanan dan
kiri bersama-sama atau kedua-duanya.
|
19.
|
-
|
Sembahan
|
Merapatkan kedua
telapak tangan dengan ibu jari berdiri dan keempat jari rapat, ujung ke
depan. Ujung kedua ibu jari dikenakan ujung hidung.
|
d.
Unsur
Sikap dan Gerak Kaki
Sikap dan gerak kaki dalam tari
klasik gaya Yogyakarta mempunyai fungsi yang penting sekali, karena merupakan
sendi kekuatan, kemantapan, dan keseimbangan dalam tari. Maka dalam mempelajari
sikap dan gerak tari harus disertai dengan keberanian, kemantapan, serta
kesungguhan yang tangguh, agar benar-benar dapat melakukan paugeran-paugeran
sikap dan gerak kaki.
Adapun paugeran-paugeran sikap kaki
dalam tari klasik gaya Yogyakarta sebagai berikut.
1. Papu
mlumah (paha telentang)
2. Dhengkul
megar (lutut membuka)
3. Dlamakan
malang (telapak kaki melintang)
No.
|
Unsur
|
Deskripsi
|
|
Sikap
|
Gerak
|
||
1.
|
Hadeg atau Sikap
Berdiri
|
-
|
Ketentuan hadeg
atau sikap berdiri adalah sebagai berikut: berdiri tegak, telapak kaki,
menapak melintang agak menyudut, paha mlumah (telentang), lutus megar ke
samping. Di samping itu, tumit kanan dan kiri (rapat)
|
2.
|
Mendhak (Merendah)
|
-
|
Posisi badan
berdiri merendah, sedangkan cara dan ketentuannya: sikap badan dan sikap
berdiri diatur menurut ketentuan, tangan nglurus ngithing. Lalu cethik
(pangkal paha) kanan dan kiri ditekankan menurun sehingga lutut kanan-kiri
nekuk megar ke samping (jangan sampai maju) dan paha tetap telentang, serta
badan harus dijaga jangan sampai muyuk (condong ke depan) atau nggeblag
(condong ke belakang).
|
3.
|
Mendhak Ngleyek
Mapan
|
-
|
Sikap badan dan
sikap berdiri diatur menurut ketentuan, tumit renggang kurang lebih satu
genggam tengan. Lalu mendhak, terus badan ngleyek atau meliuk ke kanan, cethik
nekuk ke kanan. Telapak kaki kiri diingsutkan hingga melintang sama sekali,
sedangkan yang kanan tetap menyudut. Posisi kaki demikian itu disebut
ngampat. Demikianlah, mendhak ngleyek mapan ke kanan, sedangkan mendhak
ngleyek mapan ke kiri adalah kebalikannya.
|
4.
|
Kapang-kapang
|
-
|
Badan dan kaki
bersikap berdiri tegak tumit renggang kurang lebih satu genggam tangan,
telapak kaki melintang agak menyudut. Kemudian kaki kanan dijunjung maju
menapak melintang tumit di depan ibu jari kaki kiri. Telapak kaki kiri
jinjit, terus lutut digerakkan masuk (menguncup), telapak dijunjung membujur,
terus maju menapak melintang lutut megar tumit di depan ibu jari kanan.
Telapak kaki kanan jinjit, terus maju menapak melintang lutut megar tumit di
depan ibu jari kaki kiri. Demikian kanan-kiri berganti-ganti (megar timun).
Tiap-tiap bergerak jari harus nylekenthing dan tidak perlu mendhak.
|
5.
|
Pendhapan
|
-
|
Badan dan kaki
bersikap berdiri. Kemudian mendhak gedrug kanan, cethik nekuk kiri badan ke
kiri, terus telapak kaki kanan agak dijunjung membujur lutut menguncup,
seterusnya maju menapak melintang tumit di depan ibu jari kanan, cethik nekuk
kiri, badan ke kiri dan mendhak jinjit kanan. Demikianlah kaki kanan-kiri
berjalan maju berganti-ganti dengan tetap mendhak, tetapi pada waktu akan
bergerak maju agak mulur (naik) sedikit, setelah menapak kembali mendhak,
sedangkan badan mengikuti kaki yang di depan.
|
6.
|
-
|
Mancat
|
Dimulai dari sikap
mendhak ngleyek ke kanan, kemudian telapak kaki kiri agak dijunjung
digerakkan maju sedikit, terus menapak agak jinjit dan ditekankan disertai
badan agak mayuk ke kiri. Demikianlah gerak mancat kiri, sedangkan mancat ke
kanan dengan gerak sebaliknya.
|
7.
|
-
|
Trisig
|
Baadan bersikap
dengan kaki berdiri jajar agak jinjit rapat, lutut agak nekuk maju, jari kaki
nylekenthing. Kemudian gajul (talapak kaki bagian depan) berjalan
kanan-kiri bergantian sedikit-sedikit
(kecil-kecil) tetapi kerap dan cepat. Paha dan badan tetap tegap dan lutut
terus berjajar. Demikianlah untuk berjalan maju, mundur dan melingkar.
|
8.
|
-
|
Ngoyog
|
Sikap badan dan
kaki mendhak ngleyek ke kiri. Lalu mendhak lagi hingga cethik lebih nekuk ke
kiri, terus cethik menggerakkan badan ke kanan disertai kaki kiri
mengingsutkan telapak hingga melintang sama sekali dengan jari-jari
nylekenthing, sedangkan telapak kaki kanan diingsut agar agak menyudut
terlebih dahulu, dan akhirnya cethik kanan nekuk ke kanan serta badan ngleyek
ke kanan. Demikianlah ngoyog ke kanan, sedangkan ngoyog ke kiri dengan gerak
kebalikannya.
|
9.
|
-
|
Encot
|
Dimulai dari gerak
ngoyog ke kanan. Kemudian telapak kaki kiri diingsutkan menyudut dan kanan
diingsutkan melintang agak jinjit, badan agak ke tengah cethik masih nekuk ke
kanan, terus mendhak tumit menapak ditekankan dan lutut kencang , lalu
dikendorkan kembali sebelum mendhak , terus mendhak lagi menapak ditekankan
membat (ngepir sedikit). Demikianlah gerak encot kanan. Adapun encot kiri
dengan gerak kebalikan dari gerak encot kanan.
|
10.
|
Dhodhok
|
-
|
Dimulai dari sikap
berdiri, mendhak, lutut ditekuk, paha menempel betis, tanagn kiri seduwa di
lantai, tanagn kanan nekuk, pergelangan di tengah-tengah lutut kanan-kiri,
badan tetap tegak dan pandangan lurus ke dapan.
|
11.
|
Sila Panggung
|
-
|
Duduk bersila
dengan kaki di dalam, kaki kanan di depan, kedua lutut jejar ke atas, kedua
tangan ngapurancang (hanya ibu jari) di tengah-tengah kedua lutut. Badan
tegak dan pandangan lurus ke depan.
|
12.
|
Jengkeng
|
-
|
Dimulai dari sikap
sila panggung, tangan kiri seduwa, kemudian pantat dijunjung, kaki kanan
ditarik mundur jinjit, tumit di atas di samping pantat bagian kanan, lutut
kanan di lantai, kaki kiri menapak. Baadan tegak, paha kiri dan betis kiri
saling nempel lekat. Tangan kanan methengtheng (berkacat pinggang), tangan
kiri nekuk ngithing, pergelangan di atas lutut kiri. Pandangan lurus ke
depan.
|
3.
Deskripsi
Aspek-aspek Pendukung Tari
a.
Musik
Tari/ Iringan
Iringan tari Golek
Kudupsari adalah Ladrang Surung Dayung. Dengan iringan gamelannya adalah:
1) Irama
I: 16 Hitungan = Satu Gong
a) (sa-tu) = T (Kethuk)
b) (du-a) = W (We-la)
c) (ti-ga) = T (Kethuk)
d) (em-pat) = N (Kenong)
e) (li-ma) = T (Kethuk)
f) (e-nam) = P (Kempul)
g) (tu-juh) = T (Kethuk)
h) Dla-pan) = N (Kenong)
a) (sa-tu) = T (Kethuk)
b) (du-a) = W (We-la)
c) (ti-ga) = T (Kethuk)
d) (em-pat) = N (Kenong)
e) (li-ma) = T (Kethuk)
f) (e-nam) = P (Kempul)
g) (tu-juh) = T (Kethuk)
h) Dla-pan) = NG (Kenong+Gong)
2) Irama
II: 32 Hitungan = Satu Gong
a) Sa
b) Tu
c) Du
d) A = T
e) Ti
f) Ga
g) Em
h) Pat = W
i)
Li
j)
Ma
k) E
l)
Nam =
T
m) Tu
n) Juh
o) Dla
p) Pan = N
b.
Tata
Rias dan Busana
1)
Deskripsi
Alat Rias
No.
|
Nama Alat Rias
|
Deskripsi
|
1.
|
Pembersih
|
Cairan kental yang berwarnaputih seperti susu,
digunakan untuk membersihkan wajah dari kotoran sebelum dirias ataupun
sesudah dirias. Penggunaannya di awal sebelum wajah dirias dengan cara
dioleskan pada wajah dan leher kemudian dibersihkan dengan kapas.
|
2.
|
Penyegar
|
Cairan yang berwarna bening dan berasa segar (agak
dingin) yang digunakan untuk membersihkan sisa-sisa pembersih dan kotoran
yang tertinggal serta untuk menyegarkan muka. Penggunaannya setelah pembersih
dengan cara dioleskan ke wajah serta leher dengan menggunakan kapas.
|
3.
|
Pelembab
|
Cairan kental yang digunakan setelah wajah
dibersihkan yang berguna untuk melembabkan wajah sehingga riasan tidak cepat
luntur dan tahan lama. Cara penggunaannya yaitu dioleskan ke seluruh wajah
dan leher.
|
4.
|
Foundation (Alas Bedak)
|
Alas bedak yang berupa cairan kental atau padatan
yang berwarna krem atau cokelat kulit, digunakan untuk alas atau dasar
riasan. Alas bedak digunakan setelah wajah dibersihkan dengan pembersih dan
penyegar serta pelembab, kemudian wajah dan leher dioleskan alas bedak secara
merata dengan menggunakan spons wajah khusus foundation.
|
5.
|
Bedak Tabur
|
Bedak yang halus dan berwarna kekuningan atau
cokelat kulit yang digunakan untuk menutupi wajah sehingga terlihat halus dan
rata. Penggunaannya setelah wajah diolesi alas bedak dengan menggunakan kuas
ditaburkan ke seluruh wajah dan leher.
|
6.
|
Bedak Padat
|
Bedak yang berbentuk padat dan lebih halus daripada
bedak tabor, digunakan untuk menyempurnakan hasil sapuan bedak tabur.
Penggunaannya setelah bedak tabor dengan cara dioleskan dengan menggunakan
spons ke seluruh wajah dan leher.
|
7.
|
Pensil Alis
|
Pensil dengan isi yang lunak berwarna cokelat
ataupun hitam yang digunakan untuk membentuk atau memperindah bentuk alis.
Pensil alis digunkana setelah wajah diolesi atau dilapisi dengan bedak padat.
Cara menggunakannya yaitu dengan mengikuti bentuk alis dan wajah sehingga
terlihat lebih indah dan natural.
|
8.
|
Eyeshadow
|
Padatan bubuk yang mempunyai banyak warna, berfungsi
untuk memperindah kelopak mata dan membentuk bayangan hidung sehingga lebih
mempercantik wajah. Penggunaannya setelah pensil alis, dengan cara dioleskan
pada kelopak mata dan hidung secara merata dengan memakai kuas eyeshadow.
|
9.
|
Eyeliner
|
Cairan yang digunakan untuk membentuk garis mata
baik garis mata bagian atas maupun bagian bawah. Eyeliner berwarna hitam
pekat dan penggunaanya setelah pemasangan bulu mata atas, kemudian dioleskan
menurut garis bulu mata dengan menggunakan kuas eyeliner. Eyeliner juga ada
yang berbentuk pensil yang disebut dengan eyeliner padat yang digunakan untuk
membentuk garis mata bagian bawah agar terlihat lebih natural.
|
10.
|
Bulu Mata Palsu
|
Bulu mata yang terbuat dari rambut-rambut imitasi,
yang dibentuk seperti bulu mata asli, sehingga memperindah bulu mata asli.
Penggunaannya dengan cara diolesi dengan lem khusus bulu mata dan dipasangkan
pada bulu mata sesuai dengan garis mata. Bulu mata palsu dilekatkan setelah
kelopak mata diolesi eyeshadow.
|
11.
|
Lem Bulu Mata
|
Cairan kental yang digunakan untuk melekatkan bulu
mata palsu. Penggunaannya dengan cara dioleskan pada bulu mata palsu
|
12.
|
Maskara
|
Cairan padat berwarna hitam pekat yang digunakan
untuk melentikkan bulu mata dan memperindahnya. Maskara digunakan setelah
bulu mata palsu melekat pada bulu mata asli, penggunaannya dengan cara
disapukan mengikuti bentuk bulu mata.
|
13.
|
Blush On
|
Bubuk yang dipadatkan, berfungsi meronakan pipi,
dagu dan dahi sehingga wajah tampak lebih berseri dan cantik. Penggunaanya
setelah mascara dengan cara dioleskan ke tulang pipi, dagu dan dahi dengan
menggunakan kuas blush on.
|
14.
|
Lipstik
|
Alat yang digunakan untuk mempercantik bibir yang
berwarna merah terang atau lainnya. Penggunaanya setelah dioleskan blush on
dengan menggunakakn kuas khusus lipstick.
|
15.
|
Kuas Bedak Tabur
|
Kuas yang digunakan untuk mengoleskan bedak tabur
pada wajah dan leher agar lebih merata
|
16.
|
Kuas Eyeshadow
|
Kuas yang digunakan untuk mengoleskan eyeshadow pada
kelopak mata agar lebih merata dan rapi
|
17.
|
Kuas Blush On
|
Kuas yang digunakan untuk mengoleskan blush on pada
tulang pipi, dahi dan dagu agar lebih merata dan rapi
|
18.
|
Kuas Lipstik
|
Kuas yang digunakan untuk mengoleskan lipstick pada
bibir agar lebih merata dan rapi
|
19.
|
Spons Foundation
|
Alat yang
digunakan untuk mengoleskan foundation pada seluruh wajah dan
leher agar lebih merata dan rapi
|
20.
|
Spons Bedak Padat
|
Alat yang
digunakan untuk mengoleskan bedak padat pada seluruh wajah dan
leher agar lebih merata dan rapi
|
21.
|
Lulur Badan
|
Cairan yang digunakan untuk meratakan warna kulit
badan dan tangan agar terlihat lebih cerah dan merata. Penggunaannya setelah
wajah selesai dirias, dengan cara dioleskan secara merata ke seluruh badan
dan tangan.
|
22.
|
Sisir Sasak
|
Sisir yang mempunyai gigi-gigi yang rapat yang
digunakan untuk merapikan rambut sebelum di sanggul. Penggunaannya setelah
wajah dirias.
|
23.
|
Hair Spray
|
Cairan semprot yang digunakan untuk membuat rambut
kaku sehingga terlihat lebih rapi. Penggunaannya dengan cara disemprotkan
pada rambut setelah rambut disisir rapi.
|
24.
|
Cepet Biting
|
Penjepit rambut berwarna hitam rambut yang digunakan
untuk merapikan rambut setelah disisir dan disemprot hair spray.
|
25.
|
Sanggul
|
Rambut imitasi yang digunakan setelah rambut di hair
spray dan dicepet biting dan dikenakan dengan cara dijepit dengan hairnal
setelah kepala dipasangi irah-irahan.
|
26.
|
Hiasan bunga
|
Bunga imitasi yang digunakan untuk menghiasi rambut
setelah sanggul dipasang. Dipasangkan dengan menggunakan cepet biting
|
27.
|
Pidih
|
Padatan yang berwarna hitam legam yang digunakan
untuk membentuk godeg. Penggunaannya
setelah wajah dirias, yaitu dengan menggunakan kuas lukis pidih lalu dioleskan ke wajah sesuai dengan
karakter yang ada
|
28.
|
Harnal
|
Alat berbentuk tusuk konde yang digunakan untuk
mengencangkan sanggul agar tidak mudah lepas saat menari. Penggunaanya yaitu
setelah rambut dirapikan dan dicepol dengan harnet. Cara memakainya dengan
cara ditusukan pada konde dan rambut.
|
29.
|
Harnet
|
Alat yang berbentuk jaring-jaring halus berwarna
hitam rambut yang digunakan untuk merapikan rambut saat dicepol. Penggunaanya
setelah rambut disisr rapi dan diikat dengan karet gelang, lalu
dibrongsongkan ke rambut.
|
2) Deskripsi
Busana
No.
|
Nama Unsur Busana
|
Deskripsi
|
1.
|
Jarit
|
Kain bermotif batik berbentuk segi panjang yang
mempunyai ukuran 3x1,5 meter. Jarit berfungsi sebagai penutup tubuh bagian
bawah. Penggunaannya dengan cara dililitkan pada tubuh kemudian bagian
tepinya disisakan untuk diwiru pada kaki bagian kiri.
|
2.
|
Stagen
|
Kain bentuk persegi panjang dengan ukuran panjang ±3meter yang diguanakan
untuk melekatkan jarit agar tidak mudah lepas dan kencang. Penggunaannya
setelah memakai jarit dengan cara dililitkan ke tubuh secara kencang agar
tidak mudah lepas.
|
3.
|
Rompi Bludru
|
Kain bludru yang dijahit dengan bentuk rompi (baju
tanpa lengan) yang permukaannya seperti bulu-bulu halus yang lembut dan
dihiasi dengan mute kecil-kecil dengan motif bunga. Penggunaannya setelah
memakai jarit dan stagen, dengan cara dikaitkan kancingnya.
|
4.
|
Sampur
|
Kain bentuk persegi panjang dengan motif batik yang
digunakan untuk property menari. Penggunaanya setelah memakai rompi bludru
dengan cara diikatkan ke pinggang kemudian dipakaikan sabuk
|
5.
|
Sabuk
|
Alat yang berbahan kaku dan dihiasi mute-mute di
sepanjang tepinya, dengan bulatan berbahan perunggu sebagai pengkaitnya.
Penggunaannya setelah memakai sampur, kemudian sabuk dililitkan ke pinggang
kemudian dikaitkan.
|
6.
|
Gelang Tangan
|
Perhiasan yang terbuat dari perunggu, kuningan dan
sebagainya, yang dihiasi dengan berlian-berlian yang berkilau, digunakan
untuk menghiasi pergelangan tangan. Penggunaannya setelah semua kostum
dikenakan.
|
7.
|
Gelang Bahu
|
Perhiasan yang terbuat dari kulit kerbau yang
dihiasi dengan mute-mute berwarna emas, digunakan untuk menghiasi bahu.
Penggunaannya setelah semua kostum dikenakan, dengan cara diikatkan ke bahu.
|
8.
|
Anting-anting
|
Perhiasan yang terbuat dari perunggu, kuningan dan
sebagainya, yang dihiasi dengan berlian-berlian yang berkilau dan mute-mute
berwarna keemasan yang panjang, digunakan untuk menghiasi kedua telinga.
Penggunaannya setelah semua kostum dikenakan dengan cara dikaitkan pada
telinga.
|
9.
|
Kalung
|
Perhiasan berbentuk tiga tingkatan bulan sabit yang
terbuat dari perunggu, kuningan dan sebagainya, yang dihiasi dengan
berlian-berlian yang berkilau, digunakan untuk menghiasi pergelangan tangan.
Penggunaannya setelah semua kostum dikenakan.
|
10.
|
Sumping
|
Hiasan yang terbuat dari kulit kerbau dan dihiasi
mute-mute berwarna emas yang digunakan untuk menghias telinga setelah
dibentuk godeg dan dipasangi anting-anting. Cara pemakaiannya yaitu dengan
cara dipasangkan pada cuping telinga. Penggunaanya setelah semua kostum
dikenakan
|
11.
|
Irah-irahan
|
Hiasan yang terbuat dari kulit kerbau yang dihiasi
dengan mute-mute berwarna emas, dan berbentuk seperti burung dengan ujung
paruh dihiasi oleh mute-mute yang panjang. Cara memakainya yaitu dengan cara
diikatkan pada kepala. Penggunaannya setelah semua kostum digunakan.
|
3)
Tata Cara
Melakukan Rias dan Busana
Tata cara melakukan rias dan busana adalah:
a) Pertama-tama
wajah dibersihkan dengan pembersih den penyegar dengan menggunakan kapas
b) Langkah
kedua wajah diolesi foundation secara merata dengan menggunakan spons
c) Selanjutnya
taburkan bedak tabur dengan menggunakan kuas secara merata pada seluruh bagian
wajah dan leher
d) Kemudian
oleskan bedak padat dengan menggunakan spons secara merata ke seluruh bagian
wajah dan leher
e) Lalu
bentuk alis dengan menggunakan pensil alis sesuai dengn bentuk alis dan bentuk
wajah
f) Setelah
itu oleskan eyeshadow secara merata pada kelopak mata, dengan urutan warna
gelap ke warna terang yaitu sebelumnya semua bagian kelopak mata dilapisi
dengan shadow base (dasar eyeshadow) kemudian olesi eyeshadow cokelat ke
seluruh kelopak mata dengan menggunakan kuas sebagai dasar warna lalu pada
bagian kelopak mata yang berbatasan dengan garis mata diberi warna biru tua,
pada bagian atasnya diberi warna pink dan putih sebagai highlightnya
g) Bentuk
bayangan hidung dengn menggunakan pensil alis agar lebih terlihat mancung,
kemudian oleskan eyeshadow berwarna cokelat ke bagian pangkal hidung dan batang
hidung, kemudian gunakan eyeshadow putih pada bagian atasnya untuk highlighnya.
h) Tempelkan
bulu mata dengan menggunakan lem bulu mata sesuai dengan garis mata
i)
Oleskan eyeliner cair pada garis mata yang telah
ditempeli dengan bulu mata
j)
Pakailah eyeliner padat pada garis mata bagian
bawah
k) Kemudian
usapkan blush on dengan menggunakan kuas khusus blush on secara merata pada
tulang pipi, dahi, dan dagu.
l)
Lalu pakai lipstick dengan menggunakan kuas
lipstick secara merata dengan kuas khusus lipstick
m) Rapikan
rambut dengan menggunakan sisir lalu ikat rambut dengan menggunakan karet
gelang dan digelung
n) Bungkus
gelungan rambut dengan menggunakan hairnet agar rambut terlihat rapi
o) Bentuk
godeg dengan menggunakan pensil alis sesuai dengn karakter tariannya, kemudian
oleskan pidih secara merata sesuai dengan bentuk godeg.
p) Pasangkan
irah-irahan (mahkota) di atas kepala, kemudian diikat talinga agar tidak lepas
q) Pasangkan
sanggul dengan menggunakan hairnal dan cepet biting agar tidak mudah lepas
r) Hias
sanggul dengan menggunakan bunga-bunga kecil dan hiasan lain
s) Kemudian
memakai jarit dengan cara dililitkan ke tubuh, lalu sisa kainnya diwiru di
samping kiri badan.
t) Lilitkan
stagen agar jarit tidak mudah lepas
u) Setelah
itu pakaikan kostum rompi bludru dan kaitkan kancingnya
v) Ikatkan
sampur ke pinggang kemudian gunakana sabuk sebagai pengikatnya agar kencang
w) Pakailah
sumping, anting-anting, kalung, gelang tangan dan gelang bahu sebagai hiasan
terakhir
b.
Properti
Pada tari Golek Kudupsari properti
yang digunakan adalah sampur, yang telas diikatkan ke pinggang yang merupakan
bagian dari busana tari.
4.
Interprestasi
Tari
Tari Golek Kudupsari merupakan tari
klasik putri alus gaya Yogyakarta. Tari Golek Kudupsari
adalah sebuah tarian yang biasa dibawakan remaja putri. Selama ini, tari Golek hanya selalu dikatakan sebagai
tarian yang menggambarkan remaja putri yang sedang berhias diri, atau bersolek.
Memang di dalam tari Golek, ada
bagian yang menggambarkan seorang perempuan yang sedang berhias diri, seperti:
a.
Tasikan : memakai
bedak,
b.
Atrap cundhuk :
memasang cundhuk, hiasan yang dipasang di sanggul
c.
Atrap jamang :
memasang jamang, semacam mahkota.
d.
Atrap slepe : memasang
sabuk,
e.
Dolanan supe :
memain-mainkan cincin,
f.
Ngilo : berkaca.
g.
Miwir rikma :
merapikan rambut, semacam menyisir, dan lain-lain
Yang terlihat
(di panggung) memang orang yang sedang bersolek, sehingga oang menyatakan bahwa
tari Golek menggambarkan gadis
remaja yang sedang berdandan.
Tari Golek ada banyak jenis. Nama aslinya
kadang tenggelam dengan nama gendhing
(lagu) pengiringnya. Yang jelas apapun namanya, tari golek ada bagian kenesnya
dan anggunnya. Sebagian di antara tari Golek adalah Golek Clunthang, Golek Cangklek, Golek Asmarandana,
Golek Kenyo Tinembe, Golek Surung Dayung (Kudupsari), Golek Lambang Sari, Golek
Ayun-ayun, Golek Pamularsih dan lain-lain.
Good 👍
BalasHapusThx ya... Aku sangat terbantu nih...
BalasHapusTerima Kasih atas artikelnya sangat bermanfaat ni bagi saya.!
BalasHapusSekalian Numpang Link : Cara Mengobati Benjolan Payudara Terkena Tumor dan Kanker
Tingkat kan lagi bu bikin blogger..
BalasHapusBy.ali
Terima kasih untuk banyak infonya, apakah saya boleh share tulisan anda?
BalasHapusTop T-Shirt | T-Shirts by T-Shirts from T-Shirts
BalasHapus› › mens titanium watches T-Shirts › T-Shirts Buy T-Shirts from T-Shirts from T-Shirts ffxiv titanium nugget from T-Shirts and start earning titanium astroneer a fortune today! Browse our great 2020 ford edge titanium for sale selection ford edge titanium for sale of T-Shirts now with our amazing